Belakang Padang | Semangat menjaga lingkungan kembali menggema di Kota Batam dan Kepulauan Riau (Kepri) melalui gelaran Aksi Cleanup Kepri-Batam yang berlangsung pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian World Cleanup Day (WCD) 2025, sebuah gerakan global yang mengajak masyarakat di seluruh dunia untuk peduli dan terlibat langsung dalam aksi bersih-bersih lingkungan.
Dengan mengusung tema “Menuju Indonesia Bersih 2029”, aksi ini dipusatkan di Lapangan Indra Sakti, Kecamatan Belakang Padang, salah satu pulau terluar Kota Batam. Tak hanya di Batam, kegiatan serupa juga digelar serentak di berbagai titik lain di Kepulauan Riau, sesuai arahan Pemprov Kepri yang menetapkan 10 lokasi sebagai pusat kegiatan WCD tahun ini.
Ratusan relawan dari berbagai elemen masyarakat ikut ambil bagian, mulai dari pelajar, komunitas lingkungan, aparat pemerintahan, hingga perusahaan swasta. Sejumlah sponsor besar turut mendukung acara ini, di antaranya Philips, J&T Express, Oxyra, BatamOn, dan Dompet Dhuafa, serta mitra komunitas lokal seperti DD Volunteer dan mbpru.
Selain aksi bersih-bersih di pesisir pantai dan ruang publik, kegiatan ini juga diwarnai dengan edukasi lingkungan bagi pelajar dan warga sekitar tentang pentingnya menjaga kebersihan serta mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Windasari, panitia WCD Kepri-Batam, menegaskan bahwa aksi ini merupakan bagian dari gerakan dunia.
“Kegiatan World Cleanup Day dilakukan serentak di 211 negara. Gerakan ini sudah berlangsung sejak 2018, dan di Kepri juga dimulai pada tahun yang sama di 7 kabupaten/kota. Tahun ini, aksi digelar di 6 kabupaten/kota termasuk Kota Batam dengan 6 titik aksi khusus di Kecamatan Belakang Padang,” jelas Windasari.
Dikesempatan itu, Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Batam, Muhammad Iqbal Feliansyah Putra, S.IP, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara Pemprov Kepri, Pemko Batam, dan organisasi WCD.
“Ini adalah agenda tahunan yang selalu kita dukung. Tahun ini, Belakang Padang menjadi titik perhatian. Kami berpesan, mari mulai menjaga kebersihan dari hal kecil, seperti memilah sampah dari rumah,” ujarnya.
Sementara itu, mewakili Kepala DLH Provinsi Kepri, Eddy, disampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari sosialisasi berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
“Gerakan ini lahir dari kepedulian dunia, dan Indonesia, termasuk Kepri-Batam, ikut ambil bagian. Belakang Padang memiliki karakteristik khusus karena tidak memiliki TPA, hanya TPS 3R. Artinya, sampah harus benar-benar dikelola. Maka setiap kegiatan di Belakang Padang harus memberi pemahaman kepada masyarakat, baik di sekolah, fasilitas umum, maupun rumah tangga, untuk mengelola sampah secara mandiri. Dengan membentuk kelompok-kelompok pengelolaan sampah, nuansa Belakang Padang akan semakin bersih dan sehat,” paparnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Kepri menegaskan bahwa WCD bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi harus menjadi budaya masyarakat.
“World Cleanup Day mengingatkan kita bahwa kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Dari Kepri, kita ingin memberikan contoh nyata bahwa masyarakat bisa bergerak bersama menuju Indonesia Bersih 2029,” ucapnya beberapa hari lalu.
Gerakan ini selaras dengan target nasional Indonesia Bersih 2029, yang menekankan terciptanya lingkungan sehat, bebas sampah, dan mendukung pariwisata berkelanjutan.
Bagi para relawan, kegiatan ini bukan sekadar membersihkan sampah dalam sehari, melainkan membangun kebiasaan baru yang berkelanjutan.
“Hari ini kita membersihkan, besok dan seterusnya kita menjaga. Itulah pesan yang ingin kami sampaikan lewat aksi ini,” ujar seorang relawan di lokasi kegiatan.
Dengan karakteristiknya sebagai pulau terluar, Belakang Padang kini menjadi simbol kepedulian lingkungan di Kepri. Aksi ini diharapkan menjadi pemicu gerakan berkelanjutan, sehingga budaya menjaga kebersihan benar-benar mengakar di masyarakat, bukan hanya di momentum World Cleanup Day, tetapi dalam kehidupan sehari-hari.