Kasus Influenza Tipe A Naik 38 Persen, Dokter: Varian Tersulit Dikendalikan

Jakarta | Kasus influenza tipe A di Indonesia dilaporkan melonjak tajam dalam beberapa bulan terakhir. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, peningkatan kasus mencapai 38%. Dokter Fitria Nurul Hidayah mengatakan varian ini merupakan jenis influenza yang paling sulit dikendalikan.

“Di antara varian influenza, A, B, C, dan D nah tipe A adalah yang paling berat gejalanya pada manusia dan paling menantang untuk dikendalikan karena banyaknya mutasi virus. Contoh infeksi virus influenza tipe A adalah H5N1 atau flu burung, yang sempat merebak dan menular dari hewan ke manusia,” jelasnya, Sabtu (1/11/2025).

Melonjaknya kasus influenza tipe A belakangan ini, dipicu oleh perubahan cuaca ekstrem, meningkatnya mobilitas masyarakat pascapandemi, serta kemampuan virus untuk bermutasi dengan cepat.

Dokter Fitria menjelaskan, subtipe H3N2 saat ini menjadi strain dominan dalam kasus influenza tipe A di Indonesia. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, namun kelompok rentan seperti orang lanjut usia, anak di bawah dua tahun, serta penderita penyakit kronis atau gangguan imun memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi.

“Influenza A bukan sekadar flu biasa. Pada kelompok rentan, infeksi ini bisa menyebabkan pneumonia, gagal napas, peradangan jantung, bahkan kematian. Karena itu, penting bagi keluarga untuk memahami siapa yang termasuk kelompok risiko dan memastikan mereka mendapat perlindungan optimal,” tegasnya.

Ia menekankan, karena bukan tipe flu biasa, maka gejala influenza tipe A umumnya memang lebih berat dibanding flu biasa. Penderita dapat mengalami demam tinggi hingga 40 deraajat celcius, nyeri otot, sakit kepala hebat, kelelahan ekstrem, serta gangguan pernapasan seperti batuk, sakit tenggorokan, dan hidung tersumbat.

“Beberapa pasien bisa merasa mual, muntah, dan diare, terutama anak-anak. Keluhan seperti nyeri dada ringan dan mata terasa nyeri atau berair juga sering muncul. Bila gejala tidak membaik dalam beberapa hari, masyarakat sebaiknya segera memeriksakan diri untuk mendapatkan penanganan medis,” tambahnya.

Sebagai langkah pencegahan, Fitria mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi influenza tahunan, khususnya bagi kelompok berisiko tinggi. Ia menegaskan pentingnya menjaga kebersihan tangan, menerapkan etika batuk, memakai masker saat berada di kerumunan, serta memperkuat daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat dan bersih.

“Masyarakat tidak perlu panik. Pola peningkatan kasus influenza A memang terjadi secara periodik akibat mutasi virus yang cepat. Namun, dengan langkah pencegahan yang tepat dan pemeriksaan medis bila gejala berat muncul, risiko dapat ditekan secara efektif,” pungkas dr Fitria.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *