Pulau Belakang Padang Diserbu Wisatawan! Pengojek Panen Cuan

Reporter : M. Yusuf Suhailly

Belakang Padang | Pulau Belakang Padang kembali menjadi primadona wisata saat libur Lebaran! Ribuan wisatawan terus berdatangan, memanfaatkan momen liburan panjang untuk menikmati keindahan pantai pasir putih, gedung peninggalan sejarah dan keliling perkampungan warga setempat serta mencicipi kuliner khas melayu atau sekadar menyeruput kopi Ameng yang melegenda di Pulau Penawar Rindu.

Tercatat, dari pantauan posmetrobatam.co.id hingga 7 Juni 2025, jumlah pengunjung telah mencapai ribuan wisatawan, mayoritas datang dari wisatawan lokal asal Batam serta ada juga wisatawan dari mancanegara. Lonjakan ini membawa berkah bagi para pengojek, pengayuh becak, pelaku usaha. Mulai dari pemilik warung, pelaku wisata hingga para penambang boat pancung.

“Kunjungan wisatawan ini memberi dampak positif bagi semua pelaku usaha di Belakang Padang. Namun, kebersihan tetap harus dijaga agar pulau tetap nyaman bagi semua,” ujar Camat Belakang Padang, Abdul Hamafi, SE. Oleh karena itu, imbauan untuk menjaga kebersihan terus disampaikan kepada warga dan wisatawan.

Abdul Hanafi, SE menambahkan, peningkatan jumlah wisatawan selama libur Lebaran menunjukkan bahwa Pulau Belakang Padang masih menjadi destinasi favorit bagi para pelancong yang tak terlupakan.

Uuk seorang pengojek di Belakang Padang mengaku, penghasilan ojek dimusim libur lebaran mengalami peningkatan yang signifikan.

“Alhamdulillah, dimusim libur lebaran ini penghasilan pengojek meningkat dari hari biasanya. Baik yang menggunakan jasa ojek maupun yang menyewakan motor,” ujar Uuk, Minggu (8/6/2025)

Uuk menjelaskan untuk sewa motor hitungannya per jam dengan tarif Rp. 35. 000 per jam.

“Saat ini sudah 15 motor disewakan para wisatawan,” katanya.

Senada itu, Ican salah satu pengojek juga mengatakan, dalam beberapa hari ini di musim libur lebaran Idul Adha 1446 H, kunjungan wisatawan sangat berdampak terhadap para pengojek.

“Alhamdulillah, penghasilan pengojek naik drastis dampak dari ramainya kunjungan wisatawan ke Belakang Padang yang menggunakan jasa ojek maupun sewa motor,” ungkap Ican.

Disela itu, Denis salah satu wisatawan yang menyewa motor sangat terkesan dengan prilaku para pengojek yang dinilai ramah dengan para pelancong.

Ia mengaku, pengojek dalam memperlakukan para wisatawan sangat ramah, begitu juga dengan sewa menyewa motor tergolong relatif murah.

Untuk diketahui, beragam destinasi unggulan di Kecamatan Belakang Padang yang menjadi favorit wisatawan antara lain : Wisata religi, sejarah, kuliner, belanja, dan sebagainya. Selain terkenal dengan wisata kulinernya, Kecamatan Belakang Padang juga memiliki wisata sejarah yang terletak di Pulau Tolop.

Untuk sampai ke Pulau Tolop pengunjung harus melewati jalur laut selama 30 menit dengan menggunakan pancung dari Pelabuhan Sekupang. Sepanjang perjalanan pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan pulau yang cantik. Kemudian gedung-gedung negara tetangga Singapura tampak jelas dari pulau ini. Pulau ini sangat cantik diabadikan lewat camera, pengunjung bisa berswafoto dengan pemandangan gedung tinggi Singapura dan warna laut yang biru.

Bukan hanya itu saja, di Kecamatan Belakang Padang ini juga memiliki sebuah legenda yang menarik tentang “Batu Berantai”, kisah seorang anak kecil cerdas yang dapat menolong kerajaan Tumasik (Singapura) dan rakyatnya dari serangan ratusan ribu ikan Todak namun kebaikannya dibalas oleh sang Raja dengan mengikat dirinya dengan rantai besi serta menenggelamkannya di sebuah pulau karang kecil yang letaknya tidak jauh dari Pulau Penawar Rindu, karena ada ketakutan dari sang Raja apabila anak tersebut akan merebut tahtanya.

Lebih lanjutnya, di Kecamatan Belakang Padang terdapat sebuah makam yang tercatat dalam salah satu situs cagar budaya di Kota Batam. Makam tersebut adalah Makam Syekh Syarif Ainun Naim Bin Maulana Ishaq yang dikenal dengan julukan Sunan Tulub ini lahir di Samudra Pasai pada tahun 761 H dan wafat pada tahun 842 H / 1503 M.

Selain makam Sunan Thulub, di Pulau Tolop, beberapa objek wisata sejarah lain nya juga terdapat di Belakang Padang yang dijuluki Pulau Penawar Rindu ini. Seperti Kantor Polisi yang pembangunannya diperkirakan sekitar tahun 1930-an. Hal ini dapat dilihat dari Gedung Catur Sakti dan Asrama Border Police sekarang. Kemungkinan dulunya komplek bangunan ini dipergunakan sebagai Kantor Polisi Kolonial Belanda. Komplek ini merupakan komplek yang terdiri dari perkantoran dan perumahan polisi yang berdiri di atas lahan seluas 6.000 meter persegi.

Kemudian, ada juga kantor imigrasi yang dibangun pada tahun 1950-an . Kantor ini dulunya hanya sebuah pos imigrasi yang wilayah kerjanya berada di bawah naungan Kantor Imigrasi Tanjung Pinang. Keberadaannya saat itu khusus diperuntukkan melayani penyelesaian keimigrasian bagi kapal masuk dan kapal keluar negeri.

Selanjutnya, Kantor Camat Belakang Padang. Kantor camat ini secara historis memiliki kairan erat dengan Pulau Batam. Dimana era 1959 sampai 1983 Kecamatan Batam beribukotakan Belakang Padang yang merupakan pindahan dari Pulau Buluh.

Di Pulau Penawar Rindu ini juga punya Gedung Nasional yang berfungsi sebagai pusat pertemuan para unsur Muspida se Kecamatan Belakang Padang pada masa lalu. Gedung ini diresmikan pada 12 Mei 1960.

Kemudian, Pos Angkatan Laut Belakang Padang serta Komplek Perumahan Prajurit Angkatan Laut yang berada di Kampong Jawa.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata mengatakan Kota Batam memiliki banyak objek wisata yang menarik buat dikunjungi wisatawan. Wisata tersebut terletak di penjuru Kota Batam, salah satunya berada di Kecamatan Belakang Padang.

Belakang Padang memiliki wisata sejarah yang menarik, dimana terdapat beberapa bangunan bersejarah yang menggambarkan tentang perjalanan Batam. Bangunan-bangunan tersebut juga tercatat dalam cagar budaya Kota Batam.

Liburan panjang kali ini menjadi momen yang dimanfaatkan warga untuk bersantai dan menjalin kehangatan keluarga. Meski ramai, situasi tetap kondusif dan penuh keceriaan, menjadi bukti bahwa pariwisata di Kecamatan Belakang Padang semakin diminati dan terus berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *