Batam | Kekhawatiran tengah melanda para pelaku usaha di Kota Batam, termasuk dari kalangan Penanaman Modal Asing (PMA). Mereka mengeluhkan aksi intimidasi, pemerasan, hingga penguasaan ruang publik secara ilegal oleh sejumlah oknum yang mengatasnamakan organisasi masyarakat (ormas).
Keluhan ini mencuat usai kunjungan resmi BP Batam ke PT NOV Profab Indonesia beberapa waktu lalu. Menanggapi hal tersebut, BP Batam bergerak cepat. Deputi Bidang Investasi BP Batam, Fary Djemy Francis, langsung turun ke lapangan untuk memverifikasi laporan yang diterima dari para investor.
“Soal premanisme itu sudah kami bahas secara internal, dan Deputi Investasi sudah melakukan pengecekan langsung ke lapangan,” ujar Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, Minggu (3/7/2025).
Amsakar menegaskan, praktik-praktik seperti ini bukan hanya merugikan pelaku usaha secara langsung, tetapi juga mengancam stabilitas dan citra Batam sebagai kawasan ramah investasi.
“Harapan kita, mari bangun sinergi positif dengan seluruh pemangku kepentingan. Hindari tindakan-tindakan yang kontraproduktif, karena itu hanya akan merusak iklim investasi dan merugikan semua pihak,” tegasnya.
Ia juga mendorong penyelesaian masalah dilakukan secara dialogis, bukan melalui kekerasan atau gaya premanisme. Menurutnya, ruang komunikasi selalu terbuka untuk mencari solusi secara konstruktif.
“Jika ada persoalan, mari kita bicarakan dengan kepala dingin. Tak perlu menonjolkan gaya premanisme,” tambah Amsakar.
Sebagai langkah antisipatif, BP Batam telah membangun koordinasi aktif dengan aparat penegak hukum. Amsakar memastikan, sinergi dengan pihak kepolisian telah berjalan dan akan diperkuat untuk menjaga kenyamanan para investor.
“Kita sudah punya dashboard investasi untuk memantau situasi lapangan secara real-time, sehingga kita bisa lebih cepat merespons jika ada potensi gangguan,” tutupnya.
Dengan langkah konkret ini, BP Batam berharap dapat menciptakan iklim investasi yang aman, kondusif, dan berkelanjutan demi kemajuan ekonomi Batam.