Batam | Upaya memperkuat ketahanan pangan berbasis masyarakat terus digencarkan Kepolisian Resor Kota Barelang melalui program Lomba Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) yang digelar di tiga wilayah, yakni Nongsa, Batam Kota, dan Bengkong. Program ini menjadi salah satu bentuk intervensi non-formal untuk mengatasi kerentanan pangan skala rumah tangga.
Pekarangan yang dikelola secara aktif oleh warga dinilai sebagai sumber pangan bergizi yang dapat diakses secara mandiri. Melalui program ini, warga didorong untuk memanfaatkan ruang pekarangan menjadi lahan produktif dengan ragam tanaman pangan lokal, mulai dari sayuran hingga bumbu dapur.
Lima indikator utama yang menjadi kriteria penilaian meliputi ketersediaan lahan pekarangan, keberagaman tanaman pangan, proses pembibitan hingga panen, kolaborasi warga, serta keberlanjutan manfaat secara sosial dan ekonomi. Masing-masing indikator dibobot secara seimbang, memperlihatkan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam setiap tahap.
Kasat Binmas Polresta Barelang, Yulianti Asril, menyebut kegiatan ini sebagai bagian dari upaya jangka panjang membangun pola hidup mandiri di tengah fluktuasi harga dan distribusi pangan.
“Kami ingin warga tidak hanya bergantung pada pasar, tetapi juga mampu menciptakan kemandirian pangan dari rumah sendiri,” ujarnya saat di lokasi penilaian, Sabtu, (31/5/2025).
Salah satu wilayah yang aktif dalam pengelolaan pekarangan adalah Eden Park RW 012, Batam Kota, yang melibatkan Kelompok Wanita Tani setempat. Inisiatif ini menunjukkan bagaimana kelompok masyarakat dapat berperan sebagai motor penggerak pangan lokal di lingkungan permukiman.
Hal serupa juga terlihat di Tanjung Butung, wilayah binaan Polsek Bengkong. Warga membentuk sistem kebun kolektif yang hasilnya tak hanya dikonsumsi sendiri, tapi juga dijual dalam skala kecil untuk menambah pendapatan rumah tangga. Kebun tersebut turut menjadi ruang interaksi sosial warga lintas usia dan profesi.
Kapolresta Barelang, Zaenal Arifin, menegaskan bahwa Polri perlu mengambil bagian dalam pembangunan sosial yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat. “Ketahanan pangan adalah isu strategis yang tidak bisa ditangani secara sektoral. Polri hadir untuk mendorong kolaborasi warga dan memperkuat ketangguhan komunitas,” katanya.
Lima wilayah lain di bawah naungan Polresta Barelang dijadwalkan mengikuti penilaian pada awal Juni mendatang. Melalui kegiatan ini, diharapkan terbangun ekosistem pangan lokal yang berkelanjutan, partisipatif, dan mampu menjawab tantangan ekonomi serta lingkungan secara langsung dari skala terkecil: rumah tangga.








































