Batam | Memiliki kartu identitas bukan hanya soal administrasi, tetapi juga pintu masuk untuk mengakses berbagai layanan dasar, mulai dari kesehatan hingga bantuan sosial. Hal ini yang mendasari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Batam gencar turun langsung ke lapangan melalui program jemput bola (jebol).
Plt Kepala Disdukcapil Batam, Yusfa Hendri, mengatakan pihaknya ingin memastikan tak ada satu pun warga, termasuk kelompok rentan seperti orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), lansia, maupun pasien sakit, yang terabaikan dalam kepemilikan identitas kependudukan.
“Identitas ini menjadi syarat utama berbagai layanan publik. Kalau tidak ada KTP, mereka bisa kesulitan berobat, mengakses BPJS, atau menerima bantuan pemerintah,” ujar Yusfa, Minggu (14/9).
Kemarin, tim Disdukcapil melaksanakan perekaman di kawasan Lubukbaja untuk sejumlah ODGJ. Mereka membawa perangkat lengkap mulai dari laptop, alat sidik jari, hingga pemindai iris mata.
Disdukcapil Batam berkomitmen melanjutkan program jebol ke berbagai wilayah. Setelah Lubukbaja, tim dijadwalkan bergerak ke Batuaji dan Sagulung. “Kami ingin memastikan semua warga Batam tanpa kecuali memiliki identitas resmi,” tegas Yusfa.
Analis Data Base (ADB) Kependudukan, Andri Riyaldi, menuturkan sebagian besar ODGJ yang didatangi belum pernah merekam data sama sekali.
“Nomor Induk Kependudukan (NIK) sudah ada, tapi KTP fisiknya tidak. Itu yang kami bantu selesaikan agar mereka bisa berobat dengan BPJS,” katanya.
Menurut Andri, laporan masyarakat menjadi salah satu kunci sukses program jebol. Setelah ada laporan, tim segera memverifikasi data dan turun ke lokasi.
“Bulan ini saja ada sekitar 10 ODGJ yang berhasil kami rekam datanya,” tambahnya.