Transportasi Laut Sekolah di Belakang Padang Kian Memprihatinkan: Speed Bantuan Kemensos RI Tak Lagi Memadai

Belakang Padang | Transportasi laut menjadi urat nadi utama mobilitas bagi pelajar di wilayah kepulauan seperti Belakang Padang, khususnya mereka yang berasal dari pulau-pulau kecil seperti Pulau Mecan, Pulau Sarang, dan pulau-pulau lainnya. Selama ini, anak-anak sekolah mengandalkan satu unit speed boat bantuan dari Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) sebagai moda antar-jemput ke sekolah.

Namun, setelah setahun beroperasi, kondisi speed boat ini semakin tidak memadai. Masalah paling mencolok adalah overkapasitas penumpang. Setiap pagi, pemandangan anak-anak sekolah duduk berdesakan hingga terpaksa duduk di lantai speed sudah menjadi hal yang biasa.

“Dulu kami angkut anak sekolah dari pulau Lengkang juga, tapi karena kapalnya tak muat lagi, sekarang hanya bisa antar anak-anak dari dua pulau saja, yaitu pulau Mecan dan pulau Sarang,” ujar Faizan, pengemudi speed boat, Sabtu (26/7/2025)

Menurut Faizan, jumlah pelajar dari Pulau Mecan dan Pulau Sarang cukup banyak, dan kapasitas kapal yang terbatas jelas tak mampu menampung semuanya secara layak. Belum lagi kondisi mesin speed yang mulai melemah, membuat waktu tempuh menjadi lebih lama dan berisiko tinggi jika cuaca sedang buruk.

Harapan masyarakat dan pengemudi speed pun semakin menguat, khususnya kepada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, agar memberikan perhatian serius terhadap kondisi transportasi laut pelajar ini. Mereka berharal agar ada Penambahan armada speed boat, Peremajaan kapal dan peningkatan mesin, serta Fasilitas keselamatan yang memadai untuk anak-anak.

“Kami cuma ingin anak-anak ini bisa sekolah dengan aman dan nyaman. Jangan sampai semangat mereka terhalang karena masalah angkutan,” harap Faizan penuh haru.

Pulau-pulau seperti pulau Mecan, pulau Sarang, hingga Harapan, menyimpan generasi muda yang haus akan pendidikan. Sudah sewajarnya negara hadir lebih dekat, agar mimpi anak-anak pulau tidak terhalang oleh lautan dan keterbatasan fasilitas.

Di tengah semangat anak-anak pulau mengejar pendidikan, sudah semestinya dukungan infrastruktur transportasi turut diperkuat. Agar cita-cita mereka tak terhambat oleh keterbatasan akses antar pulau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *