LAPAS  

Rutan Batam Pamerkan Hasil Kerajinan Warga Binaan di IPPA Fest

Batam | Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Batam, Kepulauan Riau berpartisipasi dalam Prison Product and Art Festival (IPPA Fest) 2025 dengan memamerkan kerajinan tangan hasil karya warga binaan pemasyarakatan (WBP).

Kasubsi Bimbingan Kegiatan (Bingiat) Rutan Batam Said Fahziyadi Alwi mengatakan IPPA Fest 2025 kali ini diikuti seluruh pemasyarakatan se-Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 8 sampai dengan 10 di Pantai Aloha, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta.

“Rutan Batam ikut berpartisipasi juga dalam IPPA Fest 2025, kami akan bawa dua produk kerajinan tangan warga binaan,” kata Fahzi dikutip Sabtu (2/8/2025)

Dua produk kerajinan yang akan dipamerkan dalam acara tahunan itu, yakni miniatur kapal Lancang Kuning dan aneka olahan keripik singkong yang diproduksi oleh warga binaan.

“Untuk kapal kami bawa satu, kapal Lancang Kuning, untuk mengenalkan bahwa Kepri itu daerah asal Lancang Kuning,” ujarnya.

Fahzi menjelaskan, kerajinan miniatur kapal karya salah satu kegiatan pembinaan bagi WBP Rutan Batam. Pada Bazar Pemasyarakatan Agustus 2024 miniatur kapal karya WBP Rutan Batam cukup diminati masyarakat.

Miniatur kapal tersebut terbuat dari bahan kardus bekas yang direkatkan dengan lem terbuat dari campuran nasi, hingga kokok seperti triplek.

Berbagai jenis kapal yang dibuat seperti kapal Lancang Kuning, kapal Pinisi, hingga kapal Going Merry milik tokoh animasi One Piece.

“Kapal dibuat sesuai pesanan, kebetulan ada yang pesan kapal Going Merry, hingga kapalnya laku diambil oleh Karutan,” katanya.

Kapal-kapal tersebut dibuat oleh dua warga binaan yakni Sukri (39) dan Dayu (36), keduanya merupakan terpidana kasus narkoba.

Selain miniatur kapal, Rutan Batam juga membawa jajan keripik untuk dipamerkan dan dijual di acara IPPA Fest 2025.

Rutan Batam juga memiliki produk pangan unggulan yang diproduksi oleh warga binaan, seperti aneka roti berbagai varian rasa, dan tempe.

Setiap hari Rutan Batam memproduksi 140 pieces aneka rasa yang dipasarkan di dalam rutan. Karena roti sifatnya tidak tahan lama, maka produk pangan yang dipamerkan adalah keripik singkong dan ubi.

“Untuk persiapan seminggu ini kami sudah membuat miniatur kapal ini, sedangkan untuk keripik besok mulai produksi, karena tanggal 4 baru berangkat ke Jakarta,” katanya.

Fahzi menjelaskan, melalui acara IPPA Fest 2025 ini diharapkan masyarakat semakin mengetahui bahwa warga binaan tetap dapat produktif dan dapat menciptakan produk yang memiliki nilai tinggi dan dapat dijual.

Hasil dari penjualan ini, kata dia, sebagian penjualan menjadi premi bagi warga binaan yang kelak dijadikan modal setelah bebas dari Rutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *